WANITA TANGGUH KE UJUNG SUMATERA
- faternaunandpyk
- Aug 11, 2017
- 2 min read

Zurefni nomor 3 dari kanan di Sekolah Konservasi, Kamis (10/8/2017)
Seorang diri dari Sumatera Barat ke negri yang belum pernah di tempuh sebelumnya, yaitu ke Sumatera Selatan tepatnya di Palembang untuk mengikuti Sekolah Konservasi. Sekolah konservasi ini di hadiri oleh MAPALA se-Indonesia. Wanita ini adalah mahasiswi dari KAMPUS II UNAND PAYAKUMBUH sebagai perwakilan dari MAPALA KADUPA UNGU. Gadis tangguh ini dikenal dengan nama ZUREFNI yang akrabnya dipanggil ires.
Kegiatan ini di laksanakan pada tanggal 7 – 10 agustus 2017 yang bertempat di kampus UIN Raden Fatah Palembang yang di laksanakan oleh MAPALA dari kampus UIN Raden Fatah. Kali ini adalah perjalanan pertama mahasiswi ini untuk melakukan perjalanan sendiri ke luar kota. Hal ini juga di karenakan adanya tekad yang tinggi dari mahasiswi tangguh ini. Nyali yang kuat, keinginan yang bulat untuk sekolah konservasi yang mengantarkan mahasiswi ini sampai ke negri Palembang. Bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu edukasi konservasi, pelatihan investigasi satwa, advokasi lingkungan, dan sound for conservation. Kegiatan ini dilakukan dalam kurun waktu 3 hari. Sekolah konservasi di lakukan dengan praktek lapangan.
Sebagai mahasiswa / mahasiswi pecinta alam pastinya sekolah konservasi membahas tentang kekayaan alam Indonesia yang hampir punah dan harus dijaga dan di lestarikan. Dari hasil observasi langsung di lapangan para pecinta alam ini merasa khawatir tentang kekayaan Indonesia yang hampir punah dan yang lebih mirisnya lagi, tidak adanya peduli masyarakat untuk melestarikan kekayaan alam Indonesia. “sungguh kasihan melihat bukti nyata yang ada di depan mata sendiri,” ujar mahasiswi yang berasal dari kampus UNAND II Payakumbuh ini. Sebagian dari mereka juga merasa sangat kecewa melihat satwa – satwa langka yang hampir punah seperti harimau sumatera yang di temui kulit yang di perjual belikan masyarakat secara illegal. Taring gajah, burung – burung yang patut untuk di lestarikan. Hal yang paling nyata di jumpai yaitu harimau yang sudah mati di jumpai di atas truk. Harimau ini di prediksikan sudah mati karna di bunuh untuk di manfaatkan.
Dari hasil berbincang – bincang dengan salah seorang pedagang barang ilegal di pasar cinde, kota Palembang. Katanya “ alasan menjual bagian dari hasil satwa ini karna nilai jual yang tinggi”. Jadi, mereka memanfaatkan satwa yang harus di lindungi untuk memenuhi kebutuhan ekonomis.
Cara mahasisiwi ini mengunjungi pasar juga tidak semudah yang kita bayangkan. Mereka harus menyelundup memasuki pasar, bersikap ramah sebagai seorang detektif untuk mengetahui informasi tentang satwa yang semakin terancam punah.
Seorang mahasiswa peecinta alam yang telah memiliki dasar-dasar akan keindahan alam yang harus dijaga memiliki pengetahuan yang lebih dari yang lain dan rasa simpati yang tinggi dimiliki oleh dirinya. Karna alam dan satwanya adalah salah satu warisan yang sangat berharga bagi generasi yang akan datang. Seorang pecinta alam memiliki hati nurani dan memiliki tindakaan positif terhadap lingkungan dan satwa kenapa “ karena kami kasihan melihat generasi selanjutnya yang tidak akan pernah melihat satwa dan keindahan alam yang ada di-Indonesia ”.
Dengan diadakan sekolah konservasi ini sangat banyak mendapatkan pengalaman dan memiliki banyak teman yang memilki pemikiran yang sama dengan kepedulian alam yang telah menjadi sebuah warisan yang harus dijaga dan dilestarikan.
Reporter : Zulvia rini
Editor : Vicky Afendra
Comments